Ketika rumor berkembang tentang keputusan Wolverhampton Wanderers untuk mendatangkan Marshall Munetsi mengemuka di jam-jam terakhir bursa transfer musim panas yang lalu, tak sedikit penggemar mereka yang merasa khawatir. Mereka merasa khawatir karena klub yang mereka sayangi ini sudah terlalu sering dihujani kritik. Maka tak heran jika kalangan yang sama juga mempertanyakan keputusan manajemen klub. Apalagi ketika mereka memutuskan untuk mengeluarkan dana kurang lebih 16 juta poundsterling, untuk mendapatkan seorang pemain berusia 28 tahun yang waktu itu praktis belum diketahui siapa sosoknya.
Awal Kehadiran Marshall Munetsi
Dengan Mario Lemina diprediksi akan segera meninggalkan mereka, Marshall Munetsi tampak afkan tiba di Molineux sebagai penggantinya. Rencana awalnya adalah untuk bersiang dengan dua pemain asal Brasil, Joao Gomes dan Andre. Namun pada akhirnya, ia juga bertindak sebagai pendukung dari kedua pemain ini.
Meski demikian, dalam hanya 2 bulan dan 7 pertandingan, pemain kelahiran Zimbabwe ini telah bertarung beberapa kali di Liga Primer Inggris. Dalam waktu yang cukup singkat ini, ia telah membantu mengembangkan klub ini, berjuang dengan begitu keras untuk bissa mendapatkan kepercayaan sejak hari pertama bergabung dengan klub ini. Ia berjuang dengan begitu keras untuk bisa mengantarkan klubnya mendapatkan 13 poin dari hanya 7 pertandingan. Dia menjadi bagian penting dalam keberhasilan mereka mendapatkan hanya 2 kali kalah. Hanya ada 2 lawan yang membuat mereka waktu itu harus menyerah: Fulham dan Liverpool.
Di Tengah Pusaran Komentar
Komentar-komentar yang bertebaran di media sosial kerap membuat banyako rang beranggapan kalau Marshall Munetsi bukanlah sosok yang tepat untuk didatangkan. Apalagi Wolves adalah sebuah klub yang juga bertarung di Liga Primer Inggris. Rasa kecewa para penggemar semakin bertambah setelah mereka melihat dirinya yang dianggap kurang bermain dengan optimal pada 2 pertandingan leg di Liga Primer Inggris saat berhadapan dengan West Ham United. Tak sedikit yang beranggapan kalau mungkin pemain baru merek satu ini bukanlah sosok yang tepat untuk bisa menggantikan Matheus Cunha. Sebagai informasi, pemain Wolves ini memang sementara harus absen setelah mendapatkan larangan bertanding di 4 kesempatan.
Sanksi ini dipandang sebagai pukulan berat oleh penggemar Wolves. Bahkan banyak penggemar yang memandang sanksi ini sebagai awal dari perjalanan pasti mereka menuju ke zona degradasi. Tapi, pemain baru Wolves ini membuktikan kalau dia bukanlah seorang pemain yang didatangkan dengan asal begitu saja. Pemain baru Wolves ini berhasil memainkan peran penting dalam perjuangan mereka untuk kembali bangkit. Dengan total 12 poin yang mungkin mereka dapatkan di tengah absennya Matheus Cunha, dia berhasil memainkan peran besar dalam mengumpulkan 10 poin.
Semuanya Karena Marshall Munetsi
Menurut pertimbangan pengamat dari M88 poker mobile, dalam 3 dari 4 pertandingan yang Wolves jalani tanpa kehadiran Matheus Cunha. Jorgen Strand Larsen menghadirkan momen-momen kunci penentu kemenangan mereka. Ia berhasil mencetak 2 gol dalam kemenangan yang mereka dapatkand ari Southampton. Ia juga memainkan peran pendukung yang cukup vital dalam kemenangan penting mereka melawan Ipswich Town dan West Ham United.
Sebelum kemenangan beruntun ini, pemain kelahiran Norwegia ini belum pernah mencetak 1 gol pun sejak 29 Desember 2024 yang lalu. Alasan di balik kebangkitannya menurut banyak pengamat justru terletak pada pemain yang baru saja menjadi mitra satu timnya: Marshall Munetsi.
Kepada awak media di akhir minggu lalu, pelatih Wolves sempat menyampaikan rahasia di balik kebangkitan Larsen dalam beberapa pertandingan terakhir. Dalam pandangannya, kebangkitan kembali dari pemainnya ini tak bisa dilepaskan dari kehadiran Marshall Munetsi. Ia mampu bermain dengan baik di dekatnya, mencitpakan kesempatan dan membantunya untuk bermain dan melakukan serangan dengan optimal di berbagai kesempatan.
Dalam pandangan pelatih Wolves ini, Marshall Munetsi adalah sosok pemain yang mampu mendampingi rekan setimnya dan menciptakan ruang untuk melakukan serangan. Perlu juga diakui bahwa pemain barunya ini mampu beradaptasi dalam waktu yang cukup dekat di sebuah kompetisi dengan tingkat persaingan sengit seperti Liga Primer Inggris. Dengan kemampuannya, a mampu berkembang menjadi seorang pemain yang tidak hanya berada di sekitar Larsen, tapi ia juga mampu menjadi seorang pemain yang handal dalam menciptakan ruang baginya terutama untuk mencetak gol. Ini terbukti dari 2 gol yang dilahirkannya dalam pertandingan krusial mereka.
Peran yang dijalani Marshall Munetsi saat ini mungkin belum akan cukup untuk membuatnya mendapatkan tugas sebagai pemain depan. Tapi justru disinilah letak keindahannya. Ia adalah seorang pemain yang justru mampu semakin bersinar di tengah proses perkembangannya sebagai seorang pemain. Permainannya tak bisa diprediksi dan keputusannya di tengah lapangan membuatnya sangat sulit dihadapi oleh lawan-lawannya.
Meski dia seharusnya bisa mengonversi setidaknya 1 dari 2 kesempatan untuk mencetak gol saat melawan West Ham, tak lebih dari sebuah fantasi jika berharap baginya untuk bisa mencetak gol. Ia adalah seorang pemain yang belum pernah mencetka gol dalam 7 pertandinganya di tingkat kompetisi. Dia juga hanya pernah mencetak 2 gol dalam sebuah pertandingan di satu kesempatan, di sepanjang perjalanan karirnya.
Permainannya yang tenang, instingnya untuk bisa menahan imbang Everton harus dipandang sebagai sebuah bonus. Bahkan jika dirinya dianggap sebagai seorang pemain dengan profil dan kemampuan yang tepat, berbeda dengan pandangan yang banyak beredar secara umum. Dunia sepakbola adalah dunia yang berorientasikan pada hasil. Para penggemar Wolves kini juga sudah terbiasa ketika mendapatkan hujatan atsa permainan Cunha. Memang ada kalanya ketika permainan Matheus Cunha dan keberhasilannya luar biasa, tapi kehadiran Marshall Munetsi di tengah-tengah emreka menghadirkan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Menurut pandangan dari beberapa media, pemain baru Wolve sini adalah seorang pemain yang mampu melakukan lebih banyak tekel, halangan atas pemain lain, hingga persentase duel di darat yang lebih tinggi dari pemain mereka lainnya. Hal yang sama juga terjadi dengan tingkat persentase duel di udara yang dilakukannya dalam batas 90 menit jika dibandingkan dengan Cunha.
Pemain yang sama juga berada di peringkat 3 dalam daftar ini, di bawah Cunha dan Goncalo Guedes, atas keterlibatan ketiganya dalam mencetak gol. Ada beberapa area, seperti penggiringan bola dan kesempatan untuk melakukan konversi gol, yang statistik Cunha bisa dibandingkan dengan beberapa pemain terbaik di Liga Primer Inggris, tapi rekan barunya ini saat ini memiliki tingkat persentase yang lebih baik dari Cunha.